Makalah MK PEMBELAJARAN IPS SD

 MAKALAH PEMBELAJARAN IPS SD

Fakta, Konsep dan Generalisasi dalam Pembelajaran IPS SD



DOSEN PENGAMPU:

Dr.HERLINA,S.Pd,M.Pd.

DI SUSUN OLEH :

NI MADE RIKA SETIAWATI

A40119186

Kelas E

2019

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhanahuwa’taala, Tuhan yang Maha Esa atas rahmat yang telah diberikan kepada saya untuk menyelesaikan makalah mata kuliah Pembelajaran IPS SD tepat waktu tanpa kurang suatu apapun.

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi tugas yang telah diberikan dari dosen pada mata kuliah Pembelajaran IPS SD Ibu Dr. Herlina, S.Pd., M.Pd salah satu Dosen di Universitas Tadulako. Selain itu, saya juga berharap agar makalah ini akan menambah wawasan bagi para pembaca. Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kepada penulis.

Saya menyadari bahwa makalah yang telah dibuat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Besar harapan Saya agar para pembaca berkenan memberikan kritik dan saran pada makalah ini.

Kotaraya, 8 oktober 2021

Ni Made Rika Setiawati A40119186

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar isi ii

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang.…………………………...…………………………………………1

1.2. Rumusan Masalah………………………...…………………………………………1

1.3. Tujuan Penulisan……………..…………...…………………………………………2

BAB II Kajian Pustaka

2.1. IPS dalam Fakta, Konsep dan Generalisasi..……….……...………..………………3

BAB III Metode Penulisan

3.1. Proses..…………...…………………………….. ..…………...……………………5

3.2. Prosedur Kerja..…………...……………...……….…… ..…………...……………5

3.3. Metode pengambilan data..……...…...……………………..………………………5

BAB IV Pembahasan

4.1. Pengertian Fakta, konsep dan generalisasi..……………...…………………………6

4.2. Hubungan Antara Fakta, Konsep, dan Generalisasi..……..……...…………………7

4.3. Fakta, Konsep, Dan Generalisasi Dalam IPS..………….......………………………8

BAB V Penutup

5.1. Kesimpulan.…………...……………………… ..…………...……………………11

5.2. Saran..…………...…….…………………… ..…………...………………………11

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ilmu-ilmu sosial mengamati tentang perilaku manusia yang berlangsung dalam proses kehidupan sehari-hari dalam upaya menjelaskan mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka lakukan. Setiap ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri yang memiliki scope materi dan metodologi tertentu, batang tubuh, atau struktur ilmu pengetahuan (body of knowledge atau struktur of knowledge) tentang suatu bidang kajian. Setiap ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, sosiologi, psikologi sosial, ilmu politik dan pemerintahan, memandang manusia dari sudut pandangnya masing-masing dan menggunakan metode kerja yang berbeda untuk memperoleh struktur ilmunya.

Guru di tuntut untuk mempunyai kemampuan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya baik itu tuntutan yang sifatnya formal maupun non formal sehingga aktifassi tersebut dapat bermanfaat. Sebagai tenaga pengajar ,setiap guru / pengajar harus mempunyai kemampuan professional dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran ,guru dapat melaksanakan perannya dengan baik.

Pengetahuan tentang tindakan atau perilaku manusia ini memberikan suatu pola dasar bagi materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya ilmu sosial, tersusun dalam 3 (tiga) tingkatan materi, dimulai dari yang paling sempit sampai kepada yang paling luas, yaitu fakta, konsep, dan generalisasi (Savage dan Armstrong dalam Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 1998:4).

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan fakta, konsep, dan generalisasi?

2. Apa Hubungan Antara Fakta, Konsep, dan Generalisasi?

3. Bagaimana Fakta, Konsep, Dan Generalisasi Dalam IPS?

4. Bagaimana model pembelajaran tentang fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS?

1.3. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat:

1. Mengetahui pengertian fakta, konsep, dan generalisasi.

2. Mengetahui Hubungan Antara Fakta, Konsep, dan Generalisasi.

3. Mengetahui apa Fakta, Konsep, Dan Generalisasi Dalam IPS

4. Mengetahui bagaimana model pembelajaran tentang fakta, konsep, dan generalisasi dalam IPS.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. IPS dalam Fakta, Konsep dan Generalisasi

Menurut Savage dan Armstrong (1996:24) mengatakan bahwa: “Konsep tidak dapat dipelajari dalam kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-fakta yang khusus”. Dari beberapa fakta yang khusus dan saling berkaitan satu sama lain, maka dapat membentuk suatu konsep atau pengertian. Karena begitu banyaknya fakta dalam kehidupan sosial manusia, maka tidak mungkin seorang guru dapat mengajarkan semua fakta tersebut. Oleh karena itu, guru harus memilih fakta yang dapat membantu para siswa untuk mampu memahami konsep dan generalisasi.

Menurut S. Hamid Husen (1995) mengemukakan bahwa: “Konsep adalah pengabstraksian dari sejumlah benda yang memiliki karakteristik yang sama”. Setiap benda yang memiliki roda 4 buah terbuat dari besi dan kayu, memiliki bensin, berjalan di darat dan dipakai untuk angkutan penumpang dan barang, maka bendabenda yang memiliki karakteristik seperti itu dinamakan atau diabstraksian sebagai “mobil”.

Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkrit atau abstrak, luas atau sempit, satu kata atau frase. Beberapa konsep yang bersifat konkrit misalnya; manusia, gunung, lautan, daratan, rumah, Negara, barang konsumsi, pakaian, pabrik, dan sebagainya.

Fakih Samlawi (1998:9) mengemukakan bahwa: “Generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki karakteristik dan makna. Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi”. Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian. Beberapa generalisasi yang kita terima hari ini, mungkin pada masa yang akan datang harus diperbaiki, sehingga diperlukan bukti-bukti yang baru pula.

Schuneke (1988:16) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan sangat terikat konsep. Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu pola hubungan yang bermakna dan menggambarkan hal yang lebih luas. Artinya, dalam pikiran kita terbentuk pola-pola hubungan bermakna yang lebih luas (Djodjo Suradisastra 1991/1992:39). Menurut Nursid Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap, yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS.

Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan menyusun generalisasi, apabila orang itu menarik dua konsep atau lebih dengan sedemikian rupa sehingga saling berhubungan satu dengan Iainnya.

Memahami fakta, konsep, dan generalisasi sangatlah penting, karena dalam membentuk suatu teori dalam ilmu pengetahuan tidak akan terlepas dari unsur fakta, konsep, dan generalisasi. Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa fakta merupakan suatu informasi atau data yang terjadi dalam kehidupan ini dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial untuk menjamin kebenarannya, dan memiliki kemampuan menjelaskan yang terbatas. Sedangkan konsep adalah penamaan (pemberian label) terhadap sesuatu untuk membantu seseorang mengenal, memahami, dan mengerti sesuatu tersebut (Fakih Samlawi, dkk : 1998). Dikatakan lebih lanjut bahwa konsep merupakan kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu sebagai alat intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan memecahkan masalah. Serta Sedangkan generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan dan makna, atau pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktiannya.

Siswa Sekolah Dasar dalam proses pembelajaran lebih cenderung untuk mempelajari hal-hal yang konkrit dari pada yang bersifat abstrak. Oleh karena itu, seorang guru dalam membelajarkan fakta, konsep, dan generalisasi hendaklah menggunakan contoh-contoh yang konkrit yang sesuai dengan tingkat berpikir atau perkembangan intelektual siswa.

BAB III METODE PENULISAN

 3.1. Proses

Metode Penulisan bersifat studi pustaka yang mana studi pustaka ini adalah segala usaha yang dilakukan

Oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik yang akan diteliti.

Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, laporan-laporan, dan catatancatatan yang ada hubungannya dengan masalah yang di pecahkan. Informasi diperoleh dari buku, jurnal dan laporan penelitian.

3.2. Prosedur Kerja

1. Mengumpulkan sumber-sumber kepustakaan.

2. Membaca sumber-sumber kepustakaan.

3. Membuat kesimpulan dari berbagai sumber pustaka.

4. Menganalisis masing-masing sumber pustaka.

5. Mengerjakan makalah dengan topik yang diberikan dengan sumber pustaka yang ada.

3.3. Metode pengambilan data

Pengambilan data untuk topik yang telah diberikan yaitu dengan mencari sumber-sumber yang berkaitan dengan topik yang ada memggunakan buku-buku, jurnal dan sumber pustaka lainnya.

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Pengertian Fakta, konsep dan generalisasi

A. Fakta

Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan yang sungguh-sungguh terjadi dan terjamin kebenarannya. atau sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Salah satu Contohnya Jakarta adalah ibukota Indonesia. Fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep.

B. Konsep

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:588), pengertian konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.

Agar anak didik dapat memahami pengertian konsep-konsep IPS dengan lebih jelas dan memadai maka seorang guru hendaknya memperhatikan hal-hal penting dalam mengajarkan konsep-konsep IPS. Dalam hal ini Yelon (dalam Husein Achmad, 1982) mengemukakan bagaimana mengajar konsep yang baik sebagai berikut:

1) Merumuskan tujuan : Guru harus menetapkan tujuan tertentu untuk masingmasing mata pelajaran. Dalam mengajar konsep, guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk menggunakan kemampuannya dalam memberikan atau memilih contoh-contoh tentang konsep

2) Menyadari adanya pengetahuan prasyarat yang akan membantu pemahaman konsep.

3) Syarat utama untuk mempelajari konsep adalah memilah-milah, yaitu membedakan antara obyek yang satu dengan obyek lainnya, antara symbol yang satu dengan simbol yang lain. Selanjutnya guru harus mengetahui pengetahuan prasyarat, yaitu bahwa siswa harus mampu menunjukkan atribut definisi dan memahami konsep.

4) Menyajikan definisi dan contoh-contoh. Guru harus menyajikan definisi contohcontoh. Sebab konsep akan mudah dipahami apabila:

a. Aspek yang relevan dengan stimulus jelas dan aspek yang tidak relevan dengan stimulus kurang jelas atau kurang tajam.

b. Jumlah aspek yang tidak relevan dengan stimulus dikurangi

c. Banyak menggunakan contoh-contoh yang positif

d. Memberikan definisi dan contoh atas obyek yang dipelajari

e. Memberi kesempatan kepada siswa untuk merespon dan memberikan

C. Generalisasi

Menurut Nursid Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap, yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS.

Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan menyusun generalisasi, apabila orang itu menarik dua konsep atau lebih dengan sedemikian rupa sehingga saling berhubungan satu dengan Iainnya. Untuk lebih jelasnya kita ambil contoh berikut. Ada ungkapan : “Makin primitif suatu masyarakat, lingkungan hidupnya akan makin mempengaruhi cara hidup masyarakat itu” kita menemukan paling sedikit tiga konsep, yaitu: (1) Masyarakat primitif; (2) Lingkungan hidup; (3) Cara hidup.

Generalisasi yang baik adalah generalisasi yang tidak menyebut orang, tempat atau benda. Alasannya, apabila kita menyebutkannya berarti generalisasj yang kita buat memiliki tingkat abstraksi yang rendah, tingkat keberlakuannya juga sempit atau rendah. Generalisasi sejarah dalam konteks IPS bukan untuk dihafalkan melainkan untuk dipahami dan diaplikasikan kepada situasi baru yang dihadapi. Untuk meningkatkan kemampuan Utuh diperkenalkan gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran yang sesuai dengan kemampuan berpikir siswa sehingga mereka dapat menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan sejarah.

4.2. Hubungan Antara Fakta, Konsep, dan Generalisasi

Dari gambaran diatas jelas bahwa suatu peristiwa merupakan dasar darimana kegiatan belajar mengajar IPS dimulai. Guru dan siswa harus aktif menjemput peristiwa ini dan mengolahnya menjadi content, isi bahan pengajaran. Dalam proses pengolahan menjadi bahan pengajaran itulah berfungsinya fakta, konsep, dan generalisasi itulah guru dapat mengorganisasikan bahan pengajaran IPS. Jadi skenario dari alur pengembangan peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi, sesungguhnya sudah ditangan guru, dan dijadikan sebagai bahan dalam perencanaan kegiatan belajar mengajar dikelas. Contohnya sebagai berikut dengan topik “Benua Afrika, Eropa, dan Amerika.”

Fakta-fakta yang dikemukakan, antara lain sebagai berikut:

• Peta Benua Afrika, Eropa, dan Amerika.

• Letak beberapa negara di masing-masing benua.

• Pembagian regional tiap benua, yaitu Afrika Utara, Afrika Tengah, Afrika Selatan, Eropa Barat, Eropa Timur, Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika SelatanGambar-gambar tentang kondisi negara, penduduk, mata pencaharian, dan lain-lain.

• Penampakan alam yang penting, yaitu gunung, sungai, gurun, danau, dan lain-lain.

Konsep-konsep yang dikemukakan seperti ini: Benua, interaksi spasial, persepsi lingkungan regional, kondisi geografis, lautan, daratan, sungai, danau, dan lain-lain.

Generalisasinya diantaranya sebagai berikut:

• Berbagai hubungan antara negara terjadi karena adanya hubungan dagang, pelayanan, dan gagasan-gagasan.

• Kondisi alamiah tertentu cenderung membuat kelompok tertentu cenderung membuat kelompok tertentu terisolasi sampai adanya pengembangan tekhnologi yang dapat memecahkan barrier itu.

4.3. Fakta, Konsep, Dan Generalisasi Dalam IPS

1. Fakta dalam IPS

Dalam kurikulum Sekolah Dasar tahun 2004 dikemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. Sedangkan fungsi dari Ilmu Pengetahuan Sosial itu sendiri fungsinya adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan negara Indonesia.

Bertitik tolak dari pengertian IPS tersebut, fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada, kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta sangat penting dalam struktur ilmu atau susunan ilmu karena dari fakta yang ada kita dapat membentuk suatu konsep dan generalisasi.

2. Konsep dalam IPS

IPS sebagai bidang kajian terdiri dari konsep dasar sejarah, seperti konsep peristiwa/ kejadian tempat dan waktu. Geografi erdiri dari konsep lokasi, posisi (kedudukan), situasi, tempat (side), distribusi, dan perancangan. Dalam ilmu ekonomi terdiri dari konsep kelangkaan (scancity), spesialisasi (specialization), saling ketergantungan (interdepence), pasar (market), dan konsep kebijaksanaan umun (public policy). Pada sosiologi mengkaji konsep keanggotaan dalam kelompok prilaku, tujuan, norma, nilai, peran, keluwesan, dan lokasi. Sedangkan adat istiadat, etika, tradisi, hukum dan keyakinan. Dalam psikologi terkandung konsep-konsep kemandirian, motif, sikap, persepsi interpersonal, kelompok, norma kelompok, konflik, dan sebagainya. Sedangkan dalam ilmu politik terkandung konsep negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijaksanaan, pembagian kekuasaan, demokrasi, dan lain-lain.

Dengan menggunakan berbagai konsep ilmu sosial untuk memecahkan masalah sosial, maka pada akhirnya kita harus mengambil sebuah keputusan atau kesimpulan bagaimana hasil penyelesaian masalah yang sedang dihadapi.

3. Generalisasi dalam IPS

Generalisasi merupakan pernyataan tentang hubungan antara konsep yang mengungkapkan sejumlah besar informasi. Dengan demikian, generalisasi berisi beberapa atau banyak konsep.

Struktur Ilmu Pengetahuan terdiri dari fakta, konsep, dan generalisasi. Dari pernyataan itu, jelas bahwa Ilmu Pengetahuan tidak akan terbentuk secara teoritis apabila tidak didukung oleh generalisasi, maka sudah tentu materi ilmu pengetahuan sosial tidak terbentuk sesuai dengan struktur ilmu yang ada. Fakta akan bermakna bila terkait dengan konsep, konsep pun baru bermakna bila terkait dengan bentuk generalisasi, dan generalisasi merupakan simpulan-simpulan implementasi yang akan membentuk teori ilmu pengetahuan.

Keterkaitan dan kedudukan atau peranan generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi. Dengan demikian antara fakta, konsep, dan generalisasi merupakan suatu rangkaian keseluruhan (sistem) yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan dalam rangka membentuk suatu teori ilmu pengetahuan termasuk IPS.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Dari penjelasan di atas, dapat di ambil beberapa kesimpulan. Yaitu:

1. Fakta adalah suatu yang sungguh-sungguha atau benar-benar terjadi dan terjamin kebenarannya. Konsep adalah penamaan (pemberian label) terhadap sesuatu untuk membantu manusia mengenal dan memahami sesuatu tersebut. Sedangkan generalisasi adalah sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan dan makna atau pernyataan tentang hubungan diantara konsep.

2. Fakta, konsep, dan generalisasi memiliki keterkaitan antara satu sama lain dan tidak dapat dipisah untuk membentuk suatu teori dalam ilmu pengetahuan.

B. Saran

Sebagai seorang pendidik, sudah seharusnya kita dapat memahami fakta, konsep, dan generalisasi dengan baik. Agar pengajaran IPS dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh. 1998/1999. Konsep Dasar IPS. Jakarta: Dekdikbud. Ditjen. Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Savage, V.T. dan Armstrong, G.D. (1996). Effective Teaching in Elementary Social Studies. (Third Edition). Englewood Cliffs, New Yersey: Prentice-Hall, Inc.

Skeel, Dorothy J. (1995), Elementery Sosial Studies: Challenges for Tomorrow’s World. Orlando, Florida : Harcourt Brace & Company.

Jurnal Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FITK UIN SU Medan - Vol.1, No.1, Januari-Juni 2017



Komentar